Jumat, 20 November 2009


Budiyono AF . Budi Agency Banjarnegara
Guru Bangsa sebagai Solusi Bangsa [Politik & Hukum, Suara Pembaruan 29 Pebruari 2008] dan dalam rangka Bina Karakter dan Ketahanan Bangsa, maka pembekalan BETA (Bersih, Terbuka, Adil & Ahli) bagi masyarakat, kini diyakini banyak pihak jadi kebutuhan strategis. Dalam kaitan itulah, pencanangan 2008 sebagai Tahun Kebangkitan Kembali Integritas Bangsa pada tanggal 9 Desember 2007 ubl di Silang MoNas adalah layak dipertanyakan keabsahannya.

Diketahui berawal dari rekam jejak Sistim Integritas yang telah dipraktekkan di Malaysia sebagai ikon budaya cegah korupsi yang lalu diimpor ke Indonesia dengan kemasan pengertian2 seperti jujur, profesional, bertanggung jawab, tulus, tidak tersuap, berdasarkan pemahaman bahwa kejujuran adalah milik manusia yang paling mulia dan karakteristik utama menjalani kehidupan yang bersih adalah lebih dari sekedar kejujuran sebagai kunci menuju sukses untuk mewujudkan tujuan sesulit apapun keadaannya.
Namun demikian, dengan pernyataan terbuka dari mantan deputi Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim saat diwawancarai di Metro TV, Jumat malam, 29 Pebruari 2008, maka diperoleh informasi bahwa tindak pidana korupsi juga merebak demikian luar biasa di Malaysia saat Mahathir Mohammad berkiprah selaku Perdana Menteri Malaysia, maka dengan sendirinya sirnalah karisma ikon tersebut diatas.

Dalam pengertian inilah, berkerangka alasan menjunjung martabat bangsa, maka adalah juga tidak patut kita sebagai anak bangsa Indonesia berbalas tindak ambil alih produk budaya Malaysia begitu saja hanya dan hanya karena beberapa produk budaya Indonesia telah diambil paksa oleh Malaysia terlebih dahulu, seperti Terang Boelan, Motif Batik dan Teknik Pembatikan, Reog Ponorogo, dlsb (yang boleh dikatakan sebagai bentuk lain daripada Budaya Koruptif dalam skala satu kesatuan bangsa).

Bagaimanapun juga, Berkah, Hidayah, Karunia, Rahmat dan Ridho bagi Keadilan, Kemenangan, Kemuliaan, Keselamatan dan Keutamaan bangsa Indonesia seharusnya digapai dengan Akhlak, Amal Saleh, Iman, Taqwa dan Sikap Jujur dari anak bangsa Indonesia sehingga kelak dapat berbuah menjadi Kebijaksanaan yang Luhur dalam Kebajikan bagi Kesejahteraan.

Oleh karena itulah, gugatan ini lebih dimaksudkan dan ditujukan untuk agar supaya kepada para pihak yang telah berprakarsa dan berpromosi Budaya atau Sistim Integritas ex Malaysia itu dapat serta merta mengkaji ulang daripada mengundang resistensi dari masyarakat yang kini lebih cerdas dan selektif terhadap gelaran2 ex impor baru, demi kawalan persatuan, kesatuan, keutuhan, kebersamaan dan keluhuran serta martabat bangsa Indonesia terutama menjelang 100 tahun Kebangkitan (Kebangsaan) Nasional, 20 Mei 2008 yad, artinya kawallah nilai historis kebangsaan ini dengan santun dan jalan lurus.

Adapun perkuatan sikap mental dan batin anak bangsa serta budaya joang kebangsaan sesungguhnya dapat ditumbuhkembangkan dari tatanilai kearifan lokal nusantara (TKLN) sendiri seperti Tiga Pilar Kebangsaan (3pK) yang bermuatan 123 TKLN, Ajaran-ajaran Kepemimpinan Nusantara (Budi Pakarti; Hastabrata; Nistha-Madya-Utama dari Serat Ajipamasa; ing ngarso sung tulodo – ing madya mangun karso – tut wuri handayani dari Ki Hajar Dewantara, Pancadasa wi gunaning raja niti dan Panca Kramaning Kertha Praja dari mpu Tantular sang perumus motto Bhinneka Tunggal Ika, dlsb.).

Akhirulkata, muatan budaya lokal yang genuine dan telah teruji ber-abad2 pasti lebih mantap berkiprah daripada cangkokan kontemporer ex Negara lain walaupun sering tersebut saudara serumpun.

re posting by Budiyono Arif Samdani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar